Pages

Monday, June 28, 2010

Aku Belajar dari Mereka

Hari itu, Sabtu 26 Juni 2010.

Aku malas hari ini. Ya Allah, mudah-mudahan Engkau segera menghapus perasaan ini...

Aku habiskan pagi ini dengan lari pagi bersama keluarga induk semangku. Ya, rasanya kami sudah seperti keluarga betulan. Tanpa terasa, sudah hampir jam sembilan dan aku harus bersiap-siap berangkat ke sekre. Hm, kupikir aku tak akan bisa sampai di sekre tepat pukul sepuluh. Secara, aku belum bersiap-siap. Benar saja, jam sepuluh aku baru sampai di Panorama dan baru naik bis setengah jam setelahnya. Hm, aku mendarat di Tegalega jam sebelas tiga puluh lima dan menyambung lagi naik angkot untuk menjangkau sekre. Will they waiting for me? Aku tak berharap banyak. Aku sudah sangat terlambat.

Tidak seperti biasanya, aku turun selepas Jalan Pasir Salam. Sengaja, kupikir kalau mereka sudah pulang lantaran kelelahan menungguku, aku bisa menemukan mereka di dekat tempat tinggal mereka. Namun, begitu aku turun dari angkot Elang-Gedebage, retinaku menangkap bayangan yang coba kuterjemahkan itu mereka. Dari arah Jalan Pasir Luyu, aku melihat sekelompok anak kecil berjalan, menuju pos. Hm, aku benar-benar berharap itu mereka. Maka kulangkahkan kakiku menuju pos. Retinaku juga proses kognisiku tidak salah. Itu benar-benar mereka.

Salah satu dari mereka melihat ke arahku.
"Kak Intaaan!!"
"Eh, Kakak... dikira teh bukan Kakak..." ujar Kaka, mungkin pangling melihat penampilanku yang hari itu sedikit berbeda.
"Kita nungguin lho Kak, tadi di sekre."
"Iya, saya dari jam setengah sembilan. Putri, Wulan, sama yang lainnya udah pulang duluan."
"Kakak kenapa lama?" mereka berebut berkata. Deg. Heu, aku merasa sangat bersalah.
"Maaf, ya... tadi macet..." aku berbohong sedikit. Ya Allah, aku malu sekali!
"Kita shalat yuk!" ajakku mendengar adzan dzuhur berkumandang.
"Shalatnya di mana, Kak?"
"Al-Hujuraat."
"Ntar dulu ya Kak, capek."
"Saya pake celana pendek, Kak.."

Akhirnya aku membiarkan mereka beristirahat dulu. Mereka berceloteh banyak sekali, tentang Dimas yang akan ikut lomba mewarnai besok, Kaka yang ranking dua-dikalahkan oleh Yanti, Rangga yang siang ini akan berangkat ke Garut, Julian yang menagih rapotnya, dan cerita-cerita khas anak-anak lainnya. Aku tertawa lagi. Di sepanjang jalan menuju sekre, mereka masih berceloteh dan bermain. Hm, anak-anak... rasanya senang melihat wajah-wajah tanpa beban itu.
Kami sampai di sekre, aku memberikan rapot pada Aldi, Julian, Kaka, Rangga, Taufik, dan Putri. Hari ini kami hanya belajar do'a masuk dan keluar rumah yang harus adik-adik itu hapalkan di rumah. Mereka menulis do'a tersebut di kertas dan menghiasnya dengan kertas lipat. I like being with them...
Namun, hari itu juga aku harus mengatakan sesuatu pada mereka. Kuliah Kerja Nyata yang akan kujalani bulan depan memaksaku untuk meninggalkan mereka dan aku sebenarnya tidak terlalu suka ini terjadi.
"Gimana adik-adik? Kak Intan, Kak Siti, sama Kak Hendrik nggak bisa nemenin adik-adik belajar bulan depan sampai Agustus..."
"Berarti nanti nggak bisa buka puasa bareng dong Kak... emang Kakak kemana?"
"Kakak ada kuliah, Dimas..."
"Ya udah aja, kita libur dulu aja nanti mulai lagi abis lebaran."
"Hm, gitu ya...? Terus minggu depan kita ngapain ya?" ujarku dan mereka langsung request untuk renang, jalan-jalan dan sebagainya. Mereka tertawa lagi.

Hari ini, pertemuan kami singkat sekali. Aku akan pergi ke Sukabumi, sedangkan mereka masih ingin di sekre. Aku malu sekali pada mereka. Mereka begitu semangatnya datang ke sekre sementara pagi ini aku begitu malasnya. Mereka semangat sekali untuk belajar bersamaku sementara aku terlalu egois dan pergi meninggalkan mereka.
Adik-adik, maafin Kakak ya??

No comments:

Post a Comment